THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Mendidik Tenaga Kesehatan Berpondasi Islam

Jumat, 22 Oktober 2010

Sinergi Antara Kuliah dan Dakwah

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab [33]: 21)

Ikhwah fillah,
Nabi Muhammad SAW, selain sebagai kepala keluarga yang baik, beliau juga seorang kepala pemerintahan yang adil dalam memimpin rakyatnya. Beliau juga terkenal sebagai panglima perang yang andal sehingga disegani oleh musuh-musuhnya. Dan juga seorang yang cerdas sehingga mampu menganalisis suatu masalah sampai jauh ke akar permasalahan. Hal ini bisa kita lihat bagaimana sikap beliau ketika ada seorang Arab badui yang buang air kecil di dalam mesjid. Di samping sikap beliau yang tegas, beliau juga seorang yang lemah lembut terhadap orang-orang kecil dan menyayangi anak-anak yatim. Pendek kata, apa pun peran yang dimainkan oleh Rasulullah selalu berhasil dilakoninya. Pribadi Rasulullah merupakan pribadi yang sempurna, yang harus menjadi contoh dan panutan bagi seluruh manusia yang menginginkan keberhasilan dalam menempuh kehidupan di dunia ini. Terutama bagi kader dakwah di mana pun mereka berada. Di lingkungan sekolah, di kampus, di lingkungan masyarakat, dan seterusnya.

Urgensi Kuliah dan Dakwah
Dalam dunia kampus, mahasiswa selain melakukan kegiatan rutinnya yakni kuliah juga memiliki kegiatan-kegiatan lain seperti mahasiswa pecinta alam (mayapala), kesenian, olahraga, klub2 study, himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) bahkan ada kegiatan yang dapat meningkatkan serta menumbuh suburkan ruhani para mahasiswanya. Yang terakhir ini biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga dakwah kampus yang berada di perguruan tinggi yang bersangkutan . Ibarat dua sisi mata uang, pada dasarnya kuliah dan dakwah sama-sama diperlukan. Kuliah tanpa dakwah akan membuat kita terjebak dalam rutinitas harian yang sangat membosankan, selain itu dakwah juga sebenarnya merupakan tugas utama seorang Muslim sebagaimana firman Allah dalam surat Ali-‘Imran ayat 104, ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”

Sebaliknya, kuliah dalam rangka menuntut ilmu juga merupakan perintah Allah Swt. Seperti terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Mujaadilah ayat 11, “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Bahkan jika kuliah bisa dijalankan dengan baik sehingga nilai akademik yang diperoleh juga bagus, maka hal ini juga bisa mendukung dakwah itu sendiri karena biasanya orang-orang di sekitar kita akan menjadikan kita sebagai tempat bertanya. Ini merupakan langkah awal untuk mendakwahi mereka.

Apakah kuliah dan dakwah bisa berjalan beriringan? Ada asumsi di kalangan mahasiswa bahwasanya siapa yang aktif dalam organisasi di kampus, maka nilai akademiknya akan keteteran. Atau anggapan bahwa mereka yang aktif dalam organisasi adalah orang-orang pelarian yang tidak berhasil dalam kuliahnya. Ini jelas pernyataan yang keliru. Apakah kita tidak pernah mendengar istilah ‘dakwah sekolah’ atau ‘dakwah kampus’? Orang-orang yang aktif di dalamnya disebut sebagai aktivis dakwah sekolah atau yang kedua disebut aktivis dakwah kampus. Mereka adalah orang-orang yang selain kuliah, mereka juga berdakwah. Mereka berdakwah menggunakan sarana yang ada seperti lembaga-lembaga dakwah yang ada di kampus. Apakah aktivitas dakwah yang mereka lakukan bisa mempengaruhi prestasi akademik mereka? Jawabnya iya. Aktivitas dakwah yang mereka lakukan akan mengakibatkan prestasi akademik mereka bertambah baik. Mereka bertambah cerdas, mereka menjadi orang yang lebih peka terhadap perubahan di lingkungan sekitar mereka. Karena aktifitas yang banyak, mereka dituntut untuk bisa me-manage waktu dengan baik, sehingga mereka menjadi orang-orang yang selalu bisa memanfaatkan waktu yang ada. Dengan pembagian waktu yang baik tersebut, mereka lebih fokus terhadap pelajaran yang diberikan di dalam kelas. Hal ini jelas merupakan pengaruh yang positif terhadap peningkatan prestasi akademik mereka.
Rasulullah Saw bersabda, “Seorang mukmin itu adalah cermin bagi saudaranya yang beriman.”

Terkadang banyak waktu luang yang seharusnya bisa kita isi dengan hal-hal yang dapat menunjang perkuliahan seperti berdiskusi, berkunjung ke perpustakaan, membaca, terbiar begitu saja. Bukankah Allah Swt telah mengingatkan kita dengan firman-Nya, “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Alam Nasyrah (94): 7)

Ikhwah fillah,
Ada beberapa langkah agar kegiatan kuliah dan dakwah bisa berjalan seiringan.
Pertama, memiliki manajemen waktu. Ketika kita mau menyinergikan antara kuliah dan dakwah, mau tidak mau kita harus memiliki manajemen waktu yang baik. Dalam tiap pekan bahkan kalau memungkinkan dalam harian kita, harus sudah tergambar kapan waktu-waktu kuliah dan kapan waktu-waktu untuk berdakwah. Dengan pengaturan waktu tersebut diharapkan tidak ada lagi kegiatan kuliah atau dakwah yang saling berbenturan. Juga bertujuan untuk mengetahui apakah ada waktu luang yang dapat diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bisa menunjang perkuliahan seperti mengikuti seminar dan diskusi, atau kegiatan-kegiatan positif yang lain yang bisa mengembangkan potensi diri seperti olah raga misalnya, sehingga tidak ada lagi waktu kosong yang terbiar begitu saja.

Kedua, memiliki skala prioritas terhadap kegiatan. Ini berguna ketika ada dua kegiatan yang harus dikerjakan dalam waktu yang sama. Biasanya ini terjadi karena ada kegiatan yang belum terjadwal dengan baik. Jika jadwal kita sudah tersusun, maka kita bisa melihat apakah kegiatan itu penting atau tidak, jika tidak maka bisa kita abaikan. Jika kegiatan tersebut penting dan harus segera dilaksanakan maka tidak ada jalan lain kecuali mengambil salah satunya. Di sinilah kedalaman kita melihat mana yang lebih prioritas dari dua kegiatan yang sama-sama penting. Bisa jadi salah satunya kita delegasikan ke teman lain untuk melaksanakannya.

Ketiga, optimalisasi peran baik dalam kegiatan dakwah maupun kuliah. Ini penting agar setiap kegiatan yang kita ikuti tidak sia-sia. Artinya saat kuliah kita betul-betul kuliah dan saat berdakwah kita betul-betul berdakwah. Peran kita sebagai mahasiswa saat kuliah harus bisa dijalankan dengan baik. Begitu juga peran kita sebagai da’i ketika berdakwah harus bisa dijalankan dengan baik pula. Tidak mungkin kita bisa mencapai hasil yang maksimal dalam perkuliahan jika pikiran dan perhatian kita tidak fokus saat mata kuliah diberikan. Begitu pula ketika berdakwah, hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan dakwah harus dijauhkan dari pikiran kita. Seperti yang diungkapkan dalam sebuah hadits, “Allah menyukai hamba-Nya yang memilih sebuah pekerjaan dan menekuninya.”

Ikhwah fillah,
Sebagai kader dakwah, kita dituntut untuk selalu bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin (haritsun ‘ala waqthi) karena dengan begitu kita akan menjadi orang yang disiplin. Akhirnya kita bisa mencapai kesuksesan dalam setiap peran yang kita mainkan, apakah itu sebagai mahasiswa dalam perkuliahan maupun sebagai da’i dalam berdakwah. Seperti kata orang bijak, “Tidak ada kesuksesan yang bisa diraih tanpa kedisiplinan.” Wallahu’alam bishawab.

(inspirasi tulisan dari : Dedi, FSI NurJannah Padang dengan penyesuaian).
By : Onesia.

Ditulis dalam Cerita Motivasi, Tarbiyah

Minggu, 17 Oktober 2010

Ikhlas dan Niat

Ikhlas dan Niat
Allah berfirman :
( Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan ) Huud : 15-16
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya segala pekerjaan itu ( diterima atau tidaknya di sisi Allah )hanyalah tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkannya, maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang akan dia menikah dengannya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan. HR. Muttafaq 'alaih.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya orang yang pertama kali diputuskan perkaranya di hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid di jalan Allah, maka dia didatangkan, dan diperlihatkan kepadanya segala nikmat yang telah diberikan kepadanya di dunia, lalu ia mengenalinya, maka Allah berkata kepadanya : apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat ini ? maka orang itu menjawab : aku berperang di jalan-Mu sampai mati syahid, maka Allah berkata : kamu berdusta, akan tetapi kamu berperang agar dikatakan bahwa kamu adalah seorang pemberani, dan yang sedemikian itu telah diucapkan ( kamu telak dipuji-puji dst sebagai imbalan apa yang telah kamu niatkan.pent. ) maka diperintahkan supaya dia diseret di atas mukanya sampai dilemparkan di api neraka, dan seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan menghapal al-Qur'an, lalu dia didatangkan dan diperkenalkan kepadanya segala nikmat yang telah dikaruniakan kepadanya di dunia, maka diapun mengenalinya, maka dikatakan kepadanya : apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat ini ? maka dia menjawab : aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, dan membaca al-Qur'an untuk-Mu. Maka Allah berkata : kamu berdusta, akan tetapi kamu belajar dengan tujuan agar engkau dibilang seorang alim, dan engkau membaca/menghapal al-Qur'an supaya dibilang engkau seorang penghapal/pembaca al-Qur'an yang baik, dan semua itu sudah dikatakan ( kamu telah mendapat pujian yang kamu harapkan sebagai imbalan niatmu ) lalu diperintahkan agar dia diseret di atas mukanya sehingga dia dilemparkan ke api neraka, dan seseorang yang Allah berikan kepadanya keluasan rizki dan diberikan kepadanya segala macam harta, lalu dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya segala nikmat yang telah diberikan kepadanya dan dia mengenalinya, maka Allah berkata kepadanya : apa yang kamu kerjakan dengan nikmat ini ? maka dia menjawab : tidak ada suatu jalan yang Engkau suka harta yang telah Engkau berikan agar dibelanjakan padanya kecuali aku telah membelanjakan harta itu di jalan tersebut karena
Engkau, maka Allah berkata : Kamu berdusta, akan tetapi kamu melakukan itu agar dibilang bahwa kamu adalah seorang dermawan dan yang sedemikian itu telah dikatakan ( kamu telah mendapat pujian tersebut di dunia sebagai imbalan dari niatmu itu ), lalu diperintahkan agar dia diseret di atas mukanya sehingga dia dilemparkan ke api neraka. HR.Muslim

Keterangan singkat :
Niat adalah dasar segala perbuatan, oleh karena itu setiap perbuatan manusia diterima tidaknya disisi Allah sebatas niatnya, maka barangsiapa mengerjakan suatu pekerjaan niatnya murni karena Allah dan mengharapkan ganjaran akhirat, sedang perbuatannya itu sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka amalnya akan diterima oleh Allah, dan barangsiapa niatnya untuk selain Allah atau tidak ikhlas karena Allah seperti dia menyekutukan-Nya dengan makhluk, maka pekerjaannya itu akan ditolak dan akan menjadi bencana baginya.

Hikmah yang dapat diambil dari ayat dan hadits di atas :
Bahwa dari syarat diterimanya amal adalah ikhlas yaitu bermaksud dengan amalnya itu karena Allah Ta'ala.
Pentingnya ikhlas, karena amal tanpa ikhlas akan menjadi bencana bagi yang mengerjakan pekerjaan tersebut, walaupun pekerjaan tersebut termasuk dari perbuatan ibadah yang mulia ( seperti memberikan sedekah, membaca al-Qur'an, mengajarkan ilmu bagi orang lain, bahkan mati syahid dalam medan perang melawan orang-orang kafir).
Bahwa baiknya bentuk suatu pekerjaan tidak cukup untuk diterimanya amal itu di sisi Allah akan tetapi harus dibarengi dengan niat ikhlas.
Wajibnya memperbaiki niat dalam segala perbuatan, dan berusaha keras untuk selalu ikhlas dalam beramal.



Hakikat Cinta
K.H. Abdullah Gymnastiar
________________________________________
Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
Hikam:
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
"Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan. Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran,
harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka. (imm)

Jumat, 18 Juni 2010

Dongeng Shalat

Ada seorang manusia yang bertemu dengan setan di waktu subuh. Entah bagaimana awalnya, akhirnya mereka berdua sepakat mengikat tali persahabatan. Ketika waktu subuh berakhir dan orang itu tidak mengerjakan shalat, maka setan pun sambil tersenyum bergumam, "Orang ini memang boleh menjadi sahabatku..!"

Begitu juga ketika waktu Zuhur orang ini tidak mengerjakan shalat, setan tersenyum lebar sambil membatin, "Rupanya inilah bakal teman sejatiku di akhirat nanti..!"

Ketika waktu ashar hampir habis tetapi temannya itu dilihatnya masih juga asik dengan kegiatannya, setan mulai terdiam......

Kemudian ketika datang waktunya magrib,temannya itu ternyata tidak shalat juga, maka setan nampak mulai gelisah, senyumnya sudah berubah menjadi kecut. Dari wajahnya nampak bahwa ia seolah-olah sedang mengingat-ngingat sesuatu.

Dan akhirnya ketika dilihatnya sahabatnya itu tidak juga mengerjakan shalat Isya, maka setan itu sangat panik. Ia rupanya tidak bisa menahan diri lagi,dihampirinya sahabatnya yang manusia itu sambil berkata dengan penuh ketakutan, "Wahai sobat, aku terpaksa memutuskan persahabatan kita!"

Dengan keheranan manusia ini bertanya, "Kenapa engkau ingkar janji bukankah baru tadi pagi kita berjanji akan menjadi sahabat?".

"Aku takut!",jawab setan dengan suara gemetar.

"Nenek moyangku saja yang dulu hanya sekali membangkang pada perintah-Nya, yaitu ketika menolak disuruh "sujud" pada Adam, telah dilaknat-Nya; apalagi engkau yang hari ini saja kusaksikan telah lima kali membangkang untuk bersujud pada-Nya (Sujud pada Allah). Tidak terbayangkan olehku bagaimana besarnya murka Allah kepadamu !", kata setan sambil beredar pergi.

sumber : bungarampai edisi xii

Dongen Shalat

Ada seorang manusia yang bertemu dengan setan di waktu subuh. Entah bagaimana awalnya, akhirnya mereka berdua sepakat mengikat tali persahabatan. Ketika waktu subuh berakhir dan orang itu tidak mengerjakan shalat, maka setan pun sambil tersenyum bergumam, "Orang ini memang boleh menjadi sahabatku..!"

Begitu juga ketika waktu Zuhur orang ini tidak mengerjakan shalat, setan tersenyum lebar sambil membatin, "Rupanya inilah bakal teman sejatiku di akhirat nanti..!"

Ketika waktu ashar hampir habis tetapi temannya itu dilihatnya masih juga asik dengan kegiatannya, setan mulai terdiam......

Kemudian ketika datang waktunya magrib,temannya itu ternyata tidak shalat juga, maka setan nampak mulai gelisah, senyumnya sudah berubah menjadi kecut. Dari wajahnya nampak bahwa ia seolah-olah sedang mengingat-ngingat sesuatu.

Dan akhirnya ketika dilihatnya sahabatnya itu tidak juga mengerjakan shalat Isya, maka setan itu sangat panik. Ia rupanya tidak bisa menahan diri lagi,dihampirinya sahabatnya yang manusia itu sambil berkata dengan penuh ketakutan, "Wahai sobat, aku terpaksa memutuskan persahabatan kita!"

Dengan keheranan manusia ini bertanya, "Kenapa engkau ingkar janji bukankah baru tadi pagi kita berjanji akan menjadi sahabat?".

"Aku takut!",jawab setan dengan suara gemetar.

"Nenek moyangku saja yang dulu hanya sekali membangkang pada perintah-Nya, yaitu ketika menolak disuruh "sujud" pada Adam, telah dilaknat-Nya; apalagi engkau yang hari ini saja kusaksikan telah lima kali membangkang untuk bersujud pada-Nya (Sujud pada Allah). Tidak terbayangkan olehku bagaimana besarnya murka Allah kepadamu !", kata setan sambil beredar pergi.

sumber : bungarampai edisi xii

Rabu, 19 Mei 2010

KETIKA DIHADAPKAN DENGAN MASALAH ??

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya akan diberi jalan keluar dari setiap urusannya dan diberi pertolongan dari tempat yang tak terduga. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya” (QS. Ath-Thalaq:2-3)

KETIKA DIHADAPKAN DENGAN MASALAH ???????

ingat: 5 JANGAN!

1. JANGAN PANIK
Saat tertimpa suatu masalah, langkah pertama yang harus diambil adalah jangan panik. Kepanikan hanya akan menambah masalah daripada menyelesaikan masalah. Maka latih diri dan keluarga untuk selalu tenang dan tidak panik menghadapi situasi segawat apapun.

2. JANGAN EMOSIONAL
Jangan terpancing untuk marah dan bertindak emosional ketika kita dihadapkan pada suatu masalah. Marah hanya akan memuaskan nafsyu, sedangkan nafsyu yang tidak terkendali buakn jalan meraih kebenaran dan kemuliaan hidup. Bukannya tidak boleh tertindak, tapi yang tidak boleh adalah bertindak secara emosional.

3. JANGAN TERGESA-GESA
Tindakan tergesa-gesa hanya akan menuai penyesalan. Maka kendalikan diri, jangan ingin cepat-cepat menyelesaikan suatu aktivitas tanpa perhitungan matang. Saat dihadapkan dengan masalah yang rumit, segera petakan masalah tersebut, kumpulkan informasi secara BAL (Benar, Akurat dan Lengkap).

4. JANGAN MENDRAMATISIR MASALAH
Sebagian penderitaan yang dialami adalah hasil dramatisasi pikiran kita sendiri. Akibatnya persoalan jadi tampak gawat, darurat, dan mencekam. Padahal boleh jadi masalah yang dihadapi tidak segawat dan semencekam yang diperkirakan.

5. JANGAN PUTUS ASA
Masalah akan membuat kita terpuruk dan menjadi hina, bila kita putus asa menghadapinya. Ingatlah, bersama kesulitan ada kemudahan!

Hidup manusia merupakan kumpulan masalah, kemanapun manusia pergi masalah pasti akan selalu mengikuti. Maka, siapapun yang ingin menggapai kemuliaan dalam hidup, ia harus memiliki ketrampilan dalam menyikapi setiap masalah.

Persoalan sebenarnya bukan pada masalahnya. Namun pada cara kita memandang masalah: “Apakah kita memandang masalah sebagai beban atau sebagai sarana meningkatkan kualitas diri”.

Agar dapat menyikapi masalah dengan tepat, kita harus memahami hakikat masalah sebenarnya.

WAKTU YANG TERLUPA MENABUR BENCANA

1 hari = 24 jam
Satu TAHUN ?
12 Bulan
52 Minggu
365 Hari
8760 Jam
525600 Menit
31536000 Detik

Distribusi normal manusia meninggal dunia (tahun)
Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60 thn ~ 70 thn (mayoritas), pukul rata manusia meninggal +/- 65 thn
" Baligh : Start untuk seseorang di perhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia"
Laki-laki Baligh +/- 15 thn
Wanita Baligh +/- 12 thn

Usia yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus :
MATI - BALIGH = sisa USIA 65-15 = 50 tahun

USIA 50 TAHUN DIGUNAKAN UNTUK APA ???
12 jam siang hari CATATAN :
50 tahun = 18250 hari = 438000 jam

Gambaran kotornya Mari kita tela'ah bersama :
Waktu kita tidur +/- 8 jam / hari
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur : 18250 hari x 8 jam = 146000 jam = 16 thn 7 bln dibulatkan jadi 17 tahun

Logikanya : Alangkah sayangnya waktu 17 tahun habis digunakan untuk tidur, padahal kita akan tidur dari dunia untuk selamanya ............ ..
Catatan : Yang lebih bermasalah lagi bagi mereka yang tumor alias tukang molor bisa jadi 12 jam/hari = 25 thn habis tertidur!!! Hati-hati dengan penyakit "TUMOR"
Waktu aktivitas kita di siang hari +/- 12 jam
Dalam 50 thn waktu yang habis dipakai aktivitas : 18250 hari x 12 jam = 219000 jam = 25 tahun.

Aktivitas disiang hari :
Ada yang bekerja, atau bercinta ada yang belajaratau
mengajar, ada yang sekolah atau kuliah, ada yang makan sambil berjalan-jalan, ada pula yang gambling sambil maling....dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang tak pernah bisa disamaratakan satu dengan yang lainnya..... ...

Waktu aktivitas santai atau rilexsasi +/- 4 jam
Dalam 50 tahun waktu yang dipakai rileksasi 18250 hari x 4 jam = 73000 jam = 8 tahun
Realisasi rileksasi : biasanya nonton tv sambil minum kopi, ada pula yang belajar mati-matian/ bikin contekan habis-habisan buat ujian, atau mungkin dihabiskan termenung di buai khayalan.... .

17 tahun + 25 tahun + 8 tahun = 50 tahun Plus plos/Balance Tidur...........Ngelembur. ......... Nganggur

Lalu kapan Ibadahnya??? ??
Padahal manusia diciptakan-Nya tiada lain dan tiada bukan untuk semua dan segalanya hanyalah beribadah kepada-Nya. "Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia selain untuk beribadah kepada-Ku". (Q.S Adzariyat : 59). Karena satu hal yang pasti kita akan kembali ke alam hakiki illahi!!!!!!!!!!!!!!!
"Maut datang menjemput tak pernah bersahut Malaikat datang menuntut untuk merenggut Manusia tak kuasa untuk berbicara Tuhan Maha Kuasa atas Syurga dan Neraka
Memang benar !!!! kuliah itu ibadah, kalau niat kuliahnya untuk ibadah lah wong kita mah kuliah mau nyari ijazah, bakal nanti bekerja agar mudah mencari nafkah
.....
Memang benar !!! Bekarja cari nafkah itu ibadah, tapi bekerja yang bagaimana ? Orang kita bekerja sikut sana sikut sini, banting tulang banting orang, tujuan utamanya cari uang buat beli barang-barang biar dipandang orang-orang .... "jarang orang menolak untuk di puji dan di puja tatkala mereka berjaya"

Pernah kita membaca bismillah saat hendak berangkat kerja/kuliah tapi sayang hanya sekedar pernah ......Pernah kita berniat mulia saat hendak mencari nafkah, tapi semuanya terlupa ketika melihat gemerlapnya dunia .....

Lalu kapan ibadahnya ?????
Oh mungkin saat shalat yang 5 waktu itu dianggap cukup ......! Karena kita pikir, shalat begitu besar pahalanya, shalat amalan yang di hisab paling pertama, shalat jalan untuk membuka pintu syurga .....Kenapa kita harus cukup kalau ibadah kita hanyalah shalat kita !!!!!
Berapa shalat kita dalam 50 tahun ?????
1 x shalat = +/- 10 menit ..... 5 x shalat +/- 1 jam
Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai shalat = 18250 hari x 1 jam = 18250 jam = 2 tahun

Kesimpulan : waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia cuma 2 tahun untuk shalat ..... 2 tahun dari 50 tahun kesempatan kita ... itupun belum tentu shalat kita bermakna berpahala dan diterima .....
Dan sekiranya shalat kita selama 2 tahun berpahala rasa-rasanya tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa kita selama 50 tahun. Dalam ucap kata kita selalu dusta, baik yang terasa maupun yang di sengaja, dalam ucap kata kita yang selalu cerca terhadap orangtua,dalam harta kaya kita yang selalu kikir terhadap orang fakir, dalam setiap laku langkah kita yang selalu
bergelimang dosa .....

Logika dari logikanya :
Bukan satu yang tidak mungkin kita umat di akhir jaman akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian .....
Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana .....

Solusi :
Tiada kata terlambat walaupun waktu bergulir cepat, mari kita isi dengan sesuatu apa yang bermanfaat !!!!!

sesungguhnya Islam mengajarkan prinsip keseimbangan:
"Bekerjalah kamu seakan kamu akan hidup seribu tahun lagi, dan
beribadahlah kamu seakan kamu akan mati esok hari"(Rasulullah SAW)

"BUKAN SUATU PAKSAAN UNTUK DISEBARLUASKAN"
"SALING MENGINGATKAN SESAMA ADALAH KEWAJIBAN
KITA"(AL-ASHR)

Senin, 19 April 2010

Shalat dan Otak Manusia (Keajaiban & Iptek)

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa menghadap Allah (meninggal dunia),sedangkan ia biasa melalaikan Shalatnya, maka Allah tidak mempedulikan sedikit-pun perbuatan baiknya (yang telah ia kerjakan tsb)". Hadist RiwayatTabrani.

Sholat itu Bikin Otak Kita Sehat" Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan Berkurbanlah' (Q.S Al Kautsar:2)

Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugrah yang diberikan oleh ALLAH kepadanya.

Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal kita ???

Seorang Doktor di Amerika ( Dr. Fidelma) telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya. Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran.

Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu itu telah membukasebuah klinik yang bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an" Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya.

Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal.

Setelah membuat kajian yang memakan waktu akkhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang waktu yang iwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah.

Jadi barang siapa yang tidak menunaikan sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam "sepenuhnya" karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini.

Kesimpulannya :
Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan secara normal. Justru itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan hal hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk mempertimbangkan Secara lebih normal.

Maka tidak heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat saat ini.

Sumber : National Geographic 2002 “ Road to Mecca”